BANYUWANGI-JATIM, (RADARNEWS),- Dihari pertama khususnya di sekolah tingkat SLTA di Banyuwangi melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Pada tahun ini, pelaksanaan UNBK di Banyuwangi seluruhnya sudah menggunakan komputer.
Memastikan pelaksanaannya berjalan lancar, Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko meninjau langsung ke sejumlah sekolah di Banyuwangi, Senin (9/4). Antara lain, SMAN I Giri, SMAN I Glagah dan SMAN I Banyuwangi.
Pada tahun ini, UNBK tingkat SLTA diikuti 5.868 siswa dari 51 SMA/MA Negeri/Swasta se-Banyuwangi. UNBK digelar selama empat hari, yang dimulai hari ini Senin (9/4) hingga Kamis (12/4). Jadwalnya, hari pertama Bahasa Indonesia, kedua Matematika, ketiga Bahasa Inggris dan hari keempat satu mata pelajaran sesuai jurusan.
Tiba di SMAN 1 Giri, Wabup langsung menuju lab komputer tempat pelaksanaan ujian. Wabup pun memastikan tidak ada kendala, terutama terkait jaringan internet.
“Tidak ada kendala ya. Jaringannya intenet lancar kan, semoga lancar terus tidak ada kendala. Nanti kalau ada masalah, silakan beri tahu kami mungkin ada yang bsia kami bantu. Yang penting, UNBK siswa jangan sampai terganggu,” kata Wabup kepada pengawas ruangan.
Dikatakan Wabup, kedatangannya untuk memantau situasi dan kondisi ujian di sejumlah sekolah. Mengingat mulai tahun ini, seluruh sekolah di Banyuwangi sudah melaksanakan ujian nasional berbasis komputer.
“Alhamdulilah Banyuwangi sudah 100 persen ujiannya menggunakan komputer. Meskipun masih harus dibagi dalam beberapa sesi ujian,” kata Wabup.
Sejumlah sekolah di Banyuwangi membagi pelaksanaan ujian dalam sejumlah sesi menyesuaikan komputer yang ada di sekolah. Seperti SMAN 1 Glagah terbagi menjadi tiga sesi dalam sehari, SMAN I Giri empat sesi.
“Meski demkian, tidak perlu khawatir ada kebocoran soal. Karena, di setiap sesi soalnya berbeda. Dan ini sudah sesuai dengan peraturan dari pusat,” ujar Mujiono, Kepala SMAN I Glagah.
Dalam kesempatan itu, Wabup juga sempat menyambangi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) siswa SMAN I Glagah, Fitri Ayu Wulandari. Fitri, siswi tuna netra saat itu tengah mengerjakan soal tertulis dengan huruf braile.
Ditambahkan Mujiono, UNBK bukanlah menjadi penentu utama kelulusan. Namun, UNBK adalah salah satu komponen penilaian karena bisa menambah bobot penentu kelulusan siswa, selain rapor siswa.
“UNBK dan ujian lainnya porsinya 40 persen, sementara rapor siswa dari semeter satu s/d lima bobotnya 60 persen. Perpaduan kedua nilai itulah yang menentukan kelulusan siswa,” pungkasnya. (TimRN)