BALI, (M-RADARNEWS),- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Komisi VIII Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan I Gusti Agung Putri Astrid mengunjungi Posko Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Gunung Agung di Karangasem, Selasa (19/6).
Kunjungan tersebut merupakan sebagai tugas yang telah ditetapkan kembali menjadi mitra kerja komisi-komisi DPR RI masa keanggotaan tahun 2014-2019, tanggal 23 Juni 2015, ruang lingkup agama dan sosial) dan pasangan kerja Komisi VIII (Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Badan Wakaf Indonesia (BWI)) sesuai dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor: 3/DPR RI/IV/2014-2015.
“Saya berkunjung ingin mengetahui betul perkembangan terakhir Gunung Agung dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi erupsi sewaktu-waktu,” kata Astrid.
Ia juga aktif dalam kegiatan sosial baik di Bali dan Jawa mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi atas dedikasi Pasebaya Agung dalam ikut berperan dalam memberikan informasi perkembangan Gunung Agung hingga kini belum berstatus normal.
Menurutnya, Pasebaya Agung yang pertama menjadi relawan bencana yang terbentuk langsung dari warga yang terdampak.
“Ketika adanya erupsi Gunung Agung, baru kami ketemu relawan warga tanggap bencana berbasis masyarakat, faktanya daerah lain sulit sekali partisipasi masyarakat masyarakat,” ujarnya.
Untuk itu, penanganan bencana agar mengedepankan masyarakat setempat, namun tetap adanya dukungan penuh pemerintah daerah, pusat, relawan luar daerah maupun pengusaha pada daerah bersangkutan.
Dalam mengatasi bencana, masyarakat tidak saja hanya mengandalkan pemerintah, karena keterbatasan penganggaran maupun sumber daya manusia (SDM).
Termasuk terhadap wisatawan yang datang ke Balj karena sebagai tujuan pariwisata dunia.
Untuk itu, pihaknya berjanji akan meneruskan dan berkoordinasi dengan lembaga terkait atas masukan dan saran dengan panjang lebar yang disampaikan Pasebaya Agung mengenai dukungan alat-alat komunikasi, listrik dan jaringan internet.
Oleh karena ketiga hal tersebut yang menjadi kebutuhan utama dalam edukasi dan penyembaran info terkini perkembangan Gunung Agung.
Pada kesempatan itu, pemerintah diharapkan sudah membuat formula mengenai evakuasi hewan peliharaan warga (hewan ternak) yang selama ini menghambat proses evakuasi pengungsi.
Sesuai pengalaman erupsi Gunung Agung, peternak banyak mengalami kerugian yang tidak mendapatkan penanganan yang pasti.
“Masalah hewan ini sudah pernah kami sampaikan langsung kepada Ketua BNPB Pusat, agar mendapatkan atensi khusus,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Pasebaya Agung I Gede Pawana yang didampingi Sekretaris I Wayan Suara menyampaikan kinerja relawan secara bahu-membahu dalam membantu memberikan informasi Gunung Agung melalui jaringan radio amatir Handy Talky (HT).
Pembentukan itu, atas kesadaran masyarakat sendiri yang sebelumnya bergerak tanpa arah.
Namun atas komitmen bersama sehingga, pihaknya membantu wadah tersebut yang selalu setiap saat melaporkan kepada masyarakat.
Relawan Pasebaya yang tersebar pada 28 desa lingkar Gunung Agung selalu memberikan informasi terbaru dan mengirimkan visual Gunun Agung melalui group privasi.
Selain itu, pihaknya juga mendapatkan laporan keadaan pengungsi baik kekurangan logistik dan sejenisnya.
Bahkan memberikan makanan hewan kera ketika mereka mencoba merusak perkebunan warga di lereng Gunung Agung.
Upaya itu untuk mencegah kera merusak dan turun ke perladangan warga. (TIM)