JATIM, (M-RADARNEWS),- Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdatul Ulama Cabang Jember H. Suyitno berharap agar Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) yang diberikan pemerintah tidak menjadi ajang maksiat bagi para guru.
“Sampai TK sekarang ini mendapat BOP, mulai tahun kemarin. Semoga BOP di TK-TK ini bisa menjadikan barokah. Tidak jadi maksiat,” tegasnya saat memberikan sambutan dalam peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW dan Lepas Pisah Kelompok B TK Al Hidayah 111 di Desa Pontang Ambulu,.
Ia mengungkapkan fenomena pasca bantuan pemerintah dikucurkan. Ada banyak pihak yang ramai-ramai ingin mengelola lembaga pendidikan. Padahal, sebelum ada bantuan pemerintah itu, tidak ada yang mau mengurusi.
“Sekarang ada BOP, BOS, dan lain-lain yang dibantu pemerintah. Jangan sampai menangani pendidikan karena ada sesuatu di dalamnya. Karena akan rugi dunia dan akherat,” ujarnya, Senin (7/5) malam.
Bagi pengurus lembaga pendidikan, Suyitno berpesan agar mengelola uang bantuan pemerintah tersebut dengan transparan. Transparansi pengelolaan uang akan membuat semua pihak nyaman menjalankan pendidikan.
“Tinggalkan yang jelek-jelek. Kita lakukan saja yang baik-baik,” katanya. Atas nama guru dan pengurus LP MA’arif Cabang Jember, Suyitno ia mengucapan terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP).
Sementara itu Wakil Bupati Drs. KH. Abdul Muqit Arief membenarkan pernyataan H. Suyitno, agar para pengelola pendidikan lebih mandiri dan tidak menggantungkan hanya pada bantuan pemerintah.
“Seberapa banyak pun bantuan yang diberikan oleh pemerintah tetap harus dianggap harus sebagai suplemen saja,” tegasnya.
Wabup menjelaskan, membangun kemandirian sangat penting dalam pengelolaan pendidikan. “Sebagaimana yang telah menjadi tradisi di lingkungan pesantren,” ungkap Kiai Muqit.
Sifat-sifat kemandirian anak didik dan lembaga pendidikan harus ditanamkan. “Selama kita berpijak di atas kaki sendiri, goncangan apapun akan tetap bertahan,” kata Wabup. (Tim)