BALI, (M-RADARNEWS.COM),- Pulau Dewata Bali terkenal akan tempat wisata yang indah dan berbagai seni budaya yang begitu penuh dengan sejarah, terutama saat ini pariwisata di Bali sangat bergantung dengan isu yang ada di Indonesia.
Dalam contoh kejadian yang saat ini menimpa Indonesia saat ini seperti, fenomena erupsi Gunung Agung, bencana gempa di Lombok dan gempa tsunami Palu & Donggala berpengaruh besar terhadap tingkat kunjungan wisatawan ke Bali.
Belajar dari pengalaman atas kejadian-kejadian yang sudah terjadi, dibentuk Bali Tourism Hospitality (BTH) yang akan menangani dampak eksodus wisatawan jika terjadi kejadian force majeur.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, Anak Agung Gede Yuniartha Putra mengatakan, terbentuknya BTH akan memberikan solusi penanganan wisatawan jika terjadi fenomena alam atau bencana.
“Dalam kasus seperti itu, kita harus memberikan penanganan yang baik untuk wisatawan. Karena kalau tidak, mereka tidak akan mau lagi datang kemari,” jelas AA Gede Yuniartha Putra di Prime Plaza Hotel Sanur, Bali, Kamis (22/11/2018) kemarin.
BTH sendiri menjadi sebuah protap yang akan dilakukan dengan koordinasi lintas sektor, mulai pemerintah, pelaku pariwisata hingga tim BPPD untuk mengevakuasi wisatawan ke tempat yang lebih aman.
Dalam ketentuan yang dijalankan BTH, wisatawan akan mendapatkan pelayanan hospitality dan fasilitas secara gratis menginap di hotel selama sehari. Dalam kejadian gempa Lombok dan tsunami di Palu & Donggala beberapa waktu lalu, menurut AA Gede Yuniartha Putra, BTH juga memberikan pelayanan dengan standar tinggi untuk wisatawan yang dievakuasi ke Bali.
“Untuk erupsi gunung Agung memang belum maksimal karena kita belum punya pengalaman. Tapi untuk bencana Lombok, banyak apresiasi yang diberikan negara luar untuk Bali. Untuk itu, BTH yang dimiliki Bali dan menjadi Role Model kepariwisataan di Indonesia, menurut AA Gede Yuniartha Putra, diharapkan dapat berkembang juga di wilayah-wilayah lain yang mengembangkan tentunya dibidang pariwisata. (Yd/Tim)