JATIM, (M-RADARNEWS),- Surabaya yang diguncang bom bunuh diri di tiga gereja pada Minggu (13/5) dan yang di Rusun Wonocolo, Taman, Sidoarjo ledakan bom rakitan ini karena kecelakaan. Kasus di WOnocolo terjadi pada Minggu (13/5) malam.
Kapolri Jenderal, Tito Karnavian diantaranya didamping Kapolda Jatim, Irjen Machfud Arifin memberi keterangan resmi terkait serangan bom yang terjadi berturut turut seperti 3 gereja di Surabaya (kejadian pagi) dan Rusun Wonocolo di Taman, Sidoarjo (kejadian malam hari) terjadi Minggu (13/5) dan Polrestabes Surabaya terjadi Senin (14/5).
Masing masing pelaku bom ternyata satu keluarga. “Ini terbukti di Kartu Keluarga (KK) hasil penyelidikan maupun penyidikan polisi,” kata Kapolri saat memberikan keterangan press yang berlangsung di Media Centre Mapolda Jatim. Senin, (14/5/).
“Seperti Pelaku penyerangan bom bunuh diri di markas Polrestabes Surabaya, Senin (14/5) dilakukan oleh satu keluarga. Mereka menyerbu markas Polrestabes Surabaya menggunakan dua kendaraan roda dua. Tiba di depan gerbang Mapolrestabes, mereka ditahan oleh petugas untuk dilakukan pengecekan atau pemeriksaan,” ungkap Kapolri.
Saat itu, ada sebuah mobil Avanza yang juga diperiksa. Tetapi tiba-tiba, booooomm……. bom yang dibawa oleh pengendara di belakang meledak dan melemparkan pengemudi dua motor tersebut.
Ajaib, seorang anak perempuan berinisial Ais yang dibonceng di motor bagian depan terlempar, tetapi langsung terbangun lagi. Bocah ini tampak kebingungan mengetahui banyak mayat berserakan. Petugas polisi yang ada di depan langsung mengamankan bocah itu dari lokasi kejadian,” Jelas Jenderal bintang empat.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan, bocah anak bomber yang selamat sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim.
Sebelumnya, kasus serupa terjadi ledakan di Rusun Wococolo, Taman, Sidoarjo, (13/5) malam juga oleh sekeluarga yang tinggal di lantai 5 blok B nomor 2. Mereka adalah Anton Febrianto (47), istrinya bernama Puspitasari (47) dan empat orang anak mereka yang berusia 17 hingga 10 tahun.
Menurut Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera, pada ledakan pertama Anton mengalami luka parah namun kondisinya masih hidup.
“Dia dalam keadaan memegang switching, sehingga terpaksa dilumpuhkan. Jadi, Anton tewas setelah dilumpuhkan petugas yang datang ke lokasi. Dalam ledakan pertama itu, Puspitasari dan anaknya HA tewas di lokasi kejadian. Sedangkan dua anak yang kecil, FA dan GA mengalami luka parah,” katanya.
“AR, satu-satunya anak laki-laki selamat. Dia juga yang membawa dua adiknya ke rumah sakit. Sekarang, mereka di RS Bhayangkara Surabaya,” lanjutnya.
Tiga jenazah, Anton istri dan anak pertamanya dievakuasi ke RS Bhayangkara Surabaya, Senin dinihari sekitar pukul 01.30 WIB. Termasuk sejumlah barang bukti lain juga sudah diamankan dan dibawa oleh Brimob, Barang yang diduga bom juga sudah dievakuasi,” tandasnya.
Sementara, olah TKP di lokasi ledakan di Rusun Wonocolo, Taman, Sidoarjo, masih berlangsung hingga Senin (14/5) Jam 1.10 WIB. “Ada enam orang, semuanya satu keluarga. Suami, Istri dan empat orang anaknya. tapi ini data sementara,” kata Kombes Frans Barung.
Sementara Kapolda Jatim Irjen Mahfud Arifin menyatakan bahwa yang meninggal dunia di lokasi ledakan Rusun Wonocolo, Taman, Sidoarjo bukanlah korban, tapi pelaku.
“Mereka itu pelaku, bukan korban. Mereka akan melakukan aksi seperti di Surabaya kok,” jawab Kapolda di lokasi ledakan, Senin (14/5) dinihari. Disebutnya, lokasi sudah berhasil diamankan oleh petugas. Termasuk tiga pelaku yang dalam keadaan tidak bernyawa di blok B lantai lima juga sudah selesai diperiksa.
“Pelakunya juga tinggal dievakuasi menuju rumah sakit. Termasuk beberapa barang buktinya. Mereka disebut akan melakukan aksi pemboman tapi keburu meledak di tempat tinggalnya di blok B lantai lima Rusun Wonocolo,” lanjut Kapolda Jatim. (Tim)