JATIM, (M-RADARNEWS),- “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Perusahaan yang besar adalah perusahaan yang bisa mengahargai buruhnya. Demikian ungkapan Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR. ketika memberikan sambutan peringatan Hari Buruh Internasional, Senin (30/4) malam.
Di hadapan buruh yang tergabung dalam Sarbumusi Jember itu, Bupati mengatakan tidak ingin buruh menganggap perusahaan sebagai musuh. Sebab, buruh dan perusahaan saling membutuhkan.
Apabila terjadi masalah, penyelesaiannya dengan jalan mengomunikasikan. “Kalau ada yang di-PHK, betul perlu diperjuangkan hak-haknya,” lanjut bupati.
Karena perjuangan itu memerlukan waktu, pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja siap mendampingi buruh untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Lebih jauh dijelaskan, selama proses perjuangan untuk mendapatkan hak-haknya, buruh korban PHK tersebut bisa mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial. “Toh dia harus tetap hidup,” ujarnya.
Peringatan yang diselenggarakan Sarbumusi (Serikat Buruh Muslimun Indonesia) Jember di Green Hill Hotel Rembangan ini berlangsung cukup sederhana. Selain sambutan, acara diisi dengan doa bersama.
Bupati memberikan apresiasi terhadap kiprah Sarbumusi selama ini, yang mampu membuat buruh bersatu satu sama lain, saling menguatkan, berjuang bersama-sama.
“Saya berharap Sarbumusi tidak hanya tampil ketika ada anggota yang di-PHK. Sarbumusi bisa berbuat jauh lebih banyak,” ujar bupati. Sarbumusi bisa bersinergi dengan Pemkab Jember.
Beberapa program pemerintah yang bisa disinergikan dengan Sarbumusi diantaranya beasiswa. Anak buruh bisa mengajukan beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Anak buruh yang sekolah di SMA/SMK/MA juga bisa mendapatkan bantuan pendidikan.
Buruh yang belum memiliki saluran air bersih dari PDAM juga bisa mendapatkannya. Demikian juga dengan pengasuhan anak yatim piatu, yang mungkin terjadi di keluarga buruh.
Bersinergi dengan Pemkab melalui berbagai program bertujuan agar anggota Sarbumusi bisa terlayani oleh pemerintah, bisa terjaga kesejahteraannya. Bupati menyebut, sinergi itu juga bagian upaya-upaya kesejahteraan.
“Jadi bukan hanya soal UMK, UMR, dan soal PHK. Sarbumusi mempunyai kemampuan mengayomi anggotanya lebih dari yang biasa ditulis di Koran,” tutur perempuan pertama Bupati Jember ini.
“Jangan hanya muncul ketika ada yang di-PHK. Itu memang masalah. Masalah memang harus ditangani. Tetapi, hari-hari yang tidak ada masalah jauh lebih banyak. Buruh yang tidak ada masalah juga jauh lebih banyak,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua DPC Sarbumusi Jember Umar Faruq mengatakan, memontum peringatan Hari Buruh Internasional dimaknai secara beragam oleh berbagai serikat pekerja atau buruh.
“Tetapi kami punya keyakinan, apapun kondisi keadaan kami, tentunya kami mengingat rasa syukur kepada Allah,” ujar pria yang akrab disapa ustadz Faruq ini.
Ia menegaskan bahwa Sarbumusi mengedepankan aturan dalam melakukan aksi membela buruh. Ia juga mengakui lebih mendahulukan otot ketika aturan yang sudah dilalui ternyata tidak menemukan jalan penyelesaian masalah buruh.
Terkait anggotanya, Faruq menjelaskan proses hubungan yang dijalin. “Ada teman yang belum bisa berwudhu, kami mengajak mereka untuk mengenal wudhu terlebih dulu. Kemudian sholat lima waktu sebagai kewajiban muslim. Sehingga, ketika kita sudah bertanggungjawab kepada tuhan, kita dengan ijin Allah, segala hak dan kewajiban kita kepada perusahaan atau pengusaha dilakukan dengan baik dan benar,” ujarnya. (Tim)