JEMBER-JATIM, (RADARNEWS),- Selain peran edukatif, pondok pesantren memiliki peran sosial. Pondok pesantren juga memiliki peran informatif bagi masyarakat di sekitarnya. Peran-peran ini yang mendasari Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR. memilih pesantren sebagai basis kerja ke pelosok desa.

“Idealnya pondok pesantren menjadi pusat informasi pelayanan publik,” kata bupati kepada wartawan, Jum’at (13/4), di Ponpes Salafiyah Safiiyah Ashalihin, Kecamatan Mumbulsari.

“Bukan hanya tempat pendidikan agama, tetapi juga menjadi sentral solusi dan sentral informasi bagi masyarakat,” lanjut bupati usai pembagian KIS. “Utamanya untuk menerima masyarakat jika ada yang bertanya tentang KIS ini dan memberikan solusinya.”

Bupati pada Jum’at ini bertandang ke dua pondok pesatren, yakni Ponpes Baitul Hikmah di Kecamatan Tempurejo dan Ponpes Salafiyah Safiiyah Ashalihin di Kecamatan Mumbulsari. Bagi bupati, kunjungan ini adalah ngantor.

Ngantor di Ponpes Baitul Hikmah, bupati bertemu dengan 1.129 kepala keluarga dari Kecamatan Tempurejo dan Jenggawah. Sementara di Ponpes Salafiyah Safiiyah Ashalihin bupati bertemu dengan 539 kepala keluarga dari Kecamatan Mumbulsari dan Mayang.

Di kedua pondok tersebut Bupati menjelaskan Jember Sehat melalui Kartu Indonesia Sehat dan upaya pemerintah memberikan askses pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

“Target di Jember, tahun 2018 ini seluruh masyarakat bisa tercover (menjadi peserta, red) asuransi kesehatan,” tegas bupati perempuan pertama Bupati Jember ini.

Hernawati dari Tegal Baru, Kecamatan Mayang, mengungkapkan rasa senangnya. Sebagai kader posyandu di desanya ia mengucapkan banyak terimakasih kepada pemerintah.

Sejak dulu ia berharap bisa ikut BPJS Kesehatan. “Saya tidak mampu jika membayar asuransi, karena masih punya tanggung jawab menyekolahkan anak,” ujarnya.

Ia pun bersyukur mendapatkan BPJS Kesehatan dengan gratis, dan berharap Bupati Jember dapat terus maju. “Dan semoga tetap menjadi bupati,” harapnya dengan senyum mengembang. (Tim/Hms)

Spread the love