JATENG, (M-RADARNEWS.COM),-            Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina kembali menyampaikan perkembangan data terkini jumlah kasus penambahan Covid-19 hingga hari, Sabtu (05/09). Ada penambahan kasus Covid-19 sebanyak 136 kasus.

“Mulai hari Selasa – Sabtu (1-5 September 2020), selama lima hari penambahan sebanyak 136. Kasus tersebut dikonfirmasi pada hari yang berbeda, pada Selasa (01/09) terkonfirmasi sebanyak satu kasus, Rabu (02/09) terdapat tiga kasus, dan Kamis (03/09) sebanyak 62 kasus. Sementara itu, pada Jumat (04/09) terdapat penambahan kasus sebanyak 68 serta penambahan dua kasus positif pada Sabtu (05/09). Sebanyak 136 kasus positif Covid-19 tersebut tersebar di beberapa Kecamatan,” papar Lina.

Kecamatan itu diantaranya, Lina mengungkapkan, ada di Kecamatan Banyudono, Sambi, Teras, Ampel, Boyolali, Cepogo, Juwangi, Karanggede, dan Klego. Selain itu, ada pula di Kecamatan Mojosongo, Ngemplak, Nogosari, Sawit, Simo, Tamansari, dan Wonosegoro serta Selo. “Termasuk satu kecamatan yang dulunya berbulan-bulan masih menjadi zona hijau yaitu Kecamatan Selo. Sekarang sudah menjadi zona merah,” terang Lina.

Lanjut Lina mengatakan, terdapat beberapa klaster yang masih mendominasi penyebaran Covid-19 di Kabupaten Boyolali. Diantaranya, klaster pengawas pemilu sebanyak 36 kasus, klaster petugas lapangan sebanyak 16 kasus dan klaster pengajuan dari Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Kabupaten Boyolali sebanyak lima kasus. Serta 11 kasus yang non klaster.

“Naiknya positif cepat sekali, ini disebabkan karena kita memang melakukan skrining massal secara masif,” ujar Lina.

Banyaknya temuan kasus positif, Dinkes Kabupaten Boyolali tidak bosan untuk selalu mengingatkan penerapan protokol kesehatan di semua lini, semua masyarakat, dan semua aktifitas.

Sementara itu, Divisi SDM Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Boyolali, M. Mahmudi mengungkapkan, bahwa dengan temuan kasus positif di anggota pengawas Pemilu diharapkan dapat menjadi pintu awal untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

“Hal ini kami lakukan tentu dalam rangka untuk menjamin keselamatan penyelenggara Pemilu terutama di jajaran pengawas Pemilu dan masyarakat,” pungkasnya. (Tim/Dkmf)

Spread the love