BALI, (M-RADARNEWS),- Menghadapi masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), siswa-siswi baru SMP Permata Ibu, Denpasar mendapatkan materi pembekalan ceramah wawasan kebangsaan, Kamis (12/7) bertempat di sekolah setempat.
Siswa-siswi baru yang berjumlah 150 orang tersebut mendapatkan pembekalan dari nara sumber Danramil 1611-01/Denpasar Timur Kapten Inf.I Gusti Ngurah Putra.
Dalam ceramahnya, Danramil menyampaikan, bahwa sebelum Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia telah dijajah oleh Belanda selama 350 tahun dan Jepang selama 3,5 tahun, sampai akhirnya Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal tersebut berkat perjuangan para pahlawan Indonesia dalam mengusir penjajah. Mereka dalam berjuang merebut kemerdekaan tersebut rela berkorban jiwa raga, bahkan harta benda dan air mata untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia yang kita warisi saat ini.
Kita sebagai anak bangsa dan pemuda Indonesia saat ini mendapatkan tugas untuk meneruskan perjuangan para pejuang atau pahlawan kita, guna mengisi kemerdekaan ini dan mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Semua itu dapat diwujudkan dengan meningkatkan rasa nasionalisme kita,” ungkap Danramil.
Ditambahkannya, namun akibat pengaruh globalisasi serta dalam Era Milenial saat ini kebebasan yang ada sering disalah artikan, sehingga dapat membuat rasa nasionalisme kita mengalami degradasi, khususnya di kalangan generasi muda. Karena Mereka tidak dapat memaknai nasionalisme dengan baik.
Danramil mencontohkan dengan melihat kenyataan sering terjadinya ketidak paham dengan jati diri bangsanya seperti tidak tahu Dasar Negara Pancasila, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, lambang negara, lagu-lagu wajib Bangsa Indonesia.
Sering terjadinya perkelahian antar pelajar. Generasi muda terlibat geng motor, sex bebas, terlibat dalam peredaran dan penyalahgunaan Narkoba. Kemudian radikalisme dan terorisme serta tindak kriminalitas.
Negara kita Indonesia yang sudah merdeka sejak tahun 1945, namun kenapa sampai sekarang kita belum merdeka secara lahir batin.
Sumber daya alam yang sangat melimpah yang kita miliki belum dapat kita olah sendiri secara maksimal. Negara masih sangat bergantung pada negara lain dan hal ini yang perlu kita jawab untuk memajukan Bangsa Indonesia yang kita cintai bersama.
Demikian pula Negara Indonesia ini terdiri dari berbagai macam perbedaan yaitu beda suku, agama, ras dan antar golongan harus tetap satu dalam bingkai NKRI
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar terdiri dari 34 Provinsi, 17.504 Pulau, 1.340 Suku, 546 Bahasa Daerah dengan jumlah penduduk 259.940.857 orang harus tetap menjadi satu yang diikat oleh Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda beda tetapi tetap satu dalam bingkai NKRI,
Demikian pula adanya kemajuan IPTEK dan media informasi, serta Medsos saat ini, di samping ada sisi positifnya dan tidak sedikit juga sisi negatifnya.
Apabila disalahgunakan sehingga akan menjadi ancaman yang cukup serius bagi Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam perbedaan seperti yang terjadi saat ini yaitu munculnya Intoleransi, ISIS, terorisme, disintegrasi bangsa, Narkoba, konflik komunal, korupsi, pelemahan hukum, tindak kriminalitas dan berita Hoax.
Maka untuk menangkal ancaman tersebut kita sebagai anak bangsa harus bersatu padu dalam mengisi kemerdekaan bangsa ini sesuai profesi kita masing masing.
“Kalau anak-anak harus belajar dengan giat, ikuti segala aturan yang diterapkan di sekolah ini karena semua tujuannya untuk kemajuan anak didik agar kelak menjadi orang yang berguna bagi Bangsa dan Negara Indonesia”, ungkap Kapten Ngurah Putra.
Hadir dalam kegiatan ini diantaranya Danramil 1611-01/Dentim, Kepala SMP Permata Ibu Dewi Pudjiastuti, S.Pd., Para Guru SMP Permata Ibu, Babinsa Dangin Puri Sertu Made Merta, Pengurus OSIS SMP Permata ibu Denpasar serta Siswa-siswi peserta MPLS. (TIM)