JAKARTA-NASIONAL, (RADARNEWS),- Kementerian PUPR melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) telah mengembangkan integrated rest area (anjungan cerdas) yang berada di jalan nasional. Sampai saat ini ada 2 integrated rest area yang menjadi pilot project atau percontohan, yakni di Rambut Siwi, Jembrana, Bali dan Trenggalek, Jawa Timur.
“Integrated rest area yang kita rancang itu sebagai contoh, sehingga bisa direplika unit organisasi lain,” ujar Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis BPIW, Hadi Sucahyono, Jakarta, Rabu (11/4).
Dari 2 rest area itu, maka yang ada di Bali pembangunannya mencapai sekitar 97 persen. Saat ini menurut Hadi sedang dilakukan percobaan operasional beberapa komponen seperti air dan lampu. “Kemungkinan bulan depan bisa dioperasionalkan dan kita mohon perkenanan Menteri PUPR untuk dapat meresmikannya,” ucap Hadi.
Desain bangunan integrated rest area ini seluas kurang lebih 5 hektar ini menurut Hadi sangat memperhatikan local wisdom atau kearifan lokal. “Yang menariknya, di anjungan cerdas ini juga ada track atau jalur untuk makepung atau atraksi Karapan Sapi. Jadi local wisdom yang bersifat sosial budaya kita fasilitasi,” tutur Hadi. Kemudian juga ada amphitheatre yang merupakan tempat yang digunakan untuk atraksi seni tari dan musik.
Rest area itu juga dilengkapi dengan toilet kelas internasional, restoran, lahan parkir yang luas, ATM, pura, anjungan produk lokal, dan ruang serba guna yang dapat dijadikan tempat untuk pameran. “Jadi selain sebagai tempat untuk beristirahat, integrated rest area ini lebih pada fungsi sosial, budaya, dan edukasi,” ucapnya lagi.
Sembari beristirahat, menurut Hadi masyarakat dapat menikmati keindahan alam berupa sawah dan pantai. “Disekitar rest area ini merupakan jalur ramai kendaraan karena kendaraan dari Surabaya maupun Banyuwangi yang ingin ke Kuta, melewati jalur di anjungan tersebut. Hal ini keuntungan buat pemerintah daerahnya,” kata Hadi.
Integrated rest area ini diadopsi dari Michi no Eki di Jepang dan Inter State Rest Area di Amerika Serikat yang tidak hanya sebagai tempat istirahat pengemudi kendaraan, tapi juga menjadi sarana promosi pariwisata dan produk lokal.
Selain di Bali, menurut Hadi saat ini BPIW sedang menyelesaikan integrated rest area di Trenggalek, Jawa Timur. Diharapkan anjungan yang berada di sekitar Bendungan Tugu ini juga dapat diselesaikan secepatnya.
Pembangunan model rest area istimewa seperti ini juga potensial untuk dibangun di sekitar Kawasan Danau Toba. Menurut Hadi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada saat berkunjung kesana juga pernah menyarankan agar dapat dibangun semacam rest area di sekitar jalan dari bandara Silangit menuju ke Parapat.
“Sesuai arahan Bapak Menteri PUPR, maka sekarang kami sedang berkoordinasi dengan unit organisasi lain serta pemerintah daerah untuk penjajakan pembangunannya. Ada peluang pendanaan untuk pembangunan di sekitar kawasan Danau Toba dengan memanfaatkan bantuan Bank Dunia yang ditujukan untuk 3 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yakni Danau Toba, Borobudur dan Lombok,” tutur Hadi.
Menurut Hadi, ada 3 titik tempat yang akan dibangun integrated rest area. Salah satunya tidak jauh dari bandara Silangit, yakni di daerah Balige.
Ditempat terpisah, Bupati Jembrana Bali I Putu Artha optimis integrated rest area yang dibangun Kementerian PUPR, dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke daerahnya dan memberikan dampak bagi perekonomian di sekitar kawasan tersebut.
Ia pun berkomitmen bahwa pemerintah Kabupaten Jembrana siap mendukung rencana operasionalisasi anjungan yang bangunan utamanya telah selesai. Demikian disampaikan Bupati Jembrana I Putu Artha saat menerima perwakilan dari BPIW Kementerian PUPR di Kantor Bupati, Senin (9/4) lalu.
“Anjungan yang dibangun ini merupakan penghargaan yang luar biasa dari pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR bagi kemajuan daerah kami,” ucapnya bangga. Putu Artha juga meyakini dengan adanya integrated rest area ini merupakan kesempatan untuk memasarkan berbagai komoditas daerah.
Ia juga menekankan perlunya realisasi dari rencana pembangunan jalan tol Denpasar-Gilimanuk sehingga lebih memudahkan konektivitas Jembrana ke ibukota provinsi yang akhirnya dapat mengundang para wisatawan mancanegara datang ke Jembrana. Ia juga berharap kedepan Kementerian PUPR dapat membangun jembatan yang menghubungkan lokasi Pura dengan anjungan Rambut Siwi.
Pada pertemuan tersebut Kepala Bidang Fasilitasi Pengadaan Tanah, Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW, I Gde Wayan Samsi Gunarta menjelaskan bahwa setidaknya terdapat 4 klaster bisnis yang akan dikembangkan di kawasan ini yaitu klaster wisata, kuliner, agro, serta kerajinan.
Samsi berharap anjungan yang akan diresmikan penggunannya dalam waktu dekat ini, dapat mendorong pariwisata daerah setempat dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Dalam pertemuan tersebut, Samsi juga ditemani Kepala Bagian Hukum Kerja Sama Layanan Informasi (HKLI) Sekretariat BPIW P.Yudantoro, serta staf lainnya untuk membahas rencana kerja sama pengembangan anjungan cerdas Rambut Siwi.
Turut hadir dalam pertemuan itu Sekda Jembrana I Made Sudiada, Asisten II Setda Jembrana, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Nengah Alit, serta para pejabat lainnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana. (TimRN/Kpupr)