BALI, (M-RADARNEWS),- Jelang mudik lebaran 2018, tentunya para perantau akan pulang ke kampung halaman untuk berkumpul bersama sanak keluarga atau silaturahmi. Dengan adanya perayaan hari raya Idul Fitri, tentunya para pegawai atau buruh akan libur dan cuti bersama dengan waktu yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Terkait adanya libur dan cuti bersama, pastinya beberapa pekerjaan infrastruktur yang ada di Bali akan terhenti karena pegawai banyak yang libur bekerja. Padahal Bali sendiri akan menggelar IMF-World Bank Annual Meeting pada bulan Oktober 2018 mendatang.
Salah satu proyek yang saat ini sedang berlangsung pengerjaannya adalah proyek Pembangunan Pelebaran Jalan Denpasar – Tuban (Tukad Teba). Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 08 Simpang Dewa Ruci, IB. Made Artamana, ST.MT., saat dikonfirmasi diruang kerjanya mengatakan, untuk progres saat ini sekitar 38% dan masih minus 2% yang disebabkan terkendala pemindahan pipa PDAM Kota Denpasar.
“Di awal kontrak kita sudah jelaskan bahwa waktu pekerjaan kita ini akan melalui beberapa hari raya keagamaan, ada hari raya Nyepi, hari raya Galungan dan Kuningan serta hari raya Idul Fitri, biasanya adanya penundaan H-7 dan H+7 sesuai surat dari Ditjen Perhubungan Darat melarang kegiatan aktivitas kendaraan barang, alat berat dan alat yang membawa material untuk melintas di jalan-jalan nasional logistik untuk menghindari adanya konflik dengan para pemudik,” ujar Artamana. Selasa, (5/6).
Karena itu, saat anwizjing dan diawal kontrak kami sudah menjelaskan bahwa dalam menyusun jadwal kontrak, rekanan wajib memperhitungkan libur-libur lebaran ini terhadap waktu pelaksanaan yang mereka tawarkan, sehingga dari jadwal yang mereka tawarkan waktu menawarkan paket pelelangan ini pada saat bulan lebaran ini sudah disesuaikan, dimana pada saat lebaran ini mereka progresnya direncananya adalah 0% alias tidak bekerja selama dua minggu dischedulle mereka. “Dua minggu tidak bekerja, namun demikian karena ini masih ada percepatan pelaksanaan pekerjaan, pekerjaan yang tidak mengganggu trafic dan minim pekerja tetap kami himbau untuk dikerjakan,” pungkasnya.
IB. Made Artamana menambahkan, kemarin waktu Komisi V DPR RI datang, sempat ditanya hal yang sama juga, waktu itu pimpinan Kementerian PUPR, Direktur Jembatan menyampaikan, bahwa baik Underpass maupun Tukad Teba akan tetap bekerja untuk pekerjaan yang minor. Maksudnya mungkin pekerjaan yang tidak mengganggu. Maka dari itu tidak akan bekerja dari H-3 sampai H+4. Jadi 9 hari tidak akan bekerja.
“Selain itu akan tetap bekerja seperti biasa, namun H-10 sampai H+10 di dalamnya itu kami akan tetap bekerja dengan alat-alat yang kecil. Tentunya karena proyek Tukad Teba pra cetak, jadi bisa dikerjakan di pabrik dan tidak mengganggu sama sekali aktivitas lalu lintas jalan. “H-3 sampai H+4 itu libur,” ungkapnya.
Soal adendum kontrak pemindahan pipa PDAM, di BPKP Masih proses, “Tadi kita masih rapat dengan Kabag Keuangannya Kota Denpasar, mungkin akan rapat lagi sekali dengan KPKLN dan DJKN untuk proses serah terima aset dan segala macamnya. Setelah itu, sepertinya sudah bisa dijalankan adendum pemindahan pipa PDAM itu. “Kami juga sudah bersurat ke pusat untuk meminta pengalokasian anggarannya,” terang Artamana.
Kemudian terkait Posko Siaga Jalur Lebaran, IB. Made Artamana membeberkan, bahwa Kementerian PUPR secara umum jalur utama lebaran ini diantaranya Sumatera, Jawa dan Bali terdapat sekitar 80 posko. Untuk di PJN Metropolitan Denpasar ada sekitar 4 posko diantaranya, PPK 11 berada di Simpang Dewa Ruci, PPK 08 di Uma Anyar, Cargo., PPK 07 di pering, Kusamba., dan PPK 06 di Strawberry Hill, Bedugul.
“Fungsi posko ini utamanya sebagai penambah respon reaksi cepat terhadap kerusakan jalan, contohnya seperti jika ada lubang di jalan kita sudah siapkan material, alat dan personil yang bisa cepat kita gerakkan dan ada di posko. Perlu juga diketahui, posko ini bukan sebagai melaporkan kemacetan atau mengatur lalu lintas,itu tugas temen kepolisian dan perhubungan,” jelasnya.
Bagi para perantau yang akan mudik, pihaknya juga menjelaskan bahwa kondisi jalan Bali Sangat mantap, di Bali sekitar 97% Mantap dan 3% rusak ringan, yang belum mantap di daerah Kintamani dan mungkin tidak banyak dilewati para pemudik. “Secara umum sudah mantap, bagi para pemudik yang berkendara diharap berhati-hati dan jika capek, ngantuk bisa istirahat dahulu dan patuhi rambu lalu lintas yang ada,” imbau Artamana. (Tim)