NASIONAL, (M-RADARNEWS.COM),- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan jumlah hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah, pekerja, nelayan, santri dan mahasiswa berupa rumah susun sewa (Rusunawa).

Penyediaan Rusun bagi santri dan mahasiswa dalam rangka mendukung fokus Pemerintah dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Kehadiran Rusun, disamping meningkatkan kenyamanan belajar mahasiswa, juga berperan mencegah munculnya kawasan kumuh di sekitar kawasan Kampus.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengingatkan agar para penghuni Rusun dapat menyesuaikan diri, sebab tinggal di hunian vertikal berbeda dengan rumah tapak. Salah satu kuncinya, kata Basuki, ialah sikap toleransi. “Tinggal di Rusun akan mengubah cara hidup kita. Harus banyak empati agar tinggal di rusun juga nyaman,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.

Diantara sejumlah Rusunawa yang dibangun diantaranya dua tower Rusunawa yang dibangun di lingkungan Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) Jatinangor tepatnya di Jalan Letnan Jendral Purnawiraman, DR (HC) Mashudi No. 1, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Satu tower dibangun tahun 2017 terdiri dari 66 unit kamar tipe 36 untuk dosen muda dan karyawan ITB. Rusunawa ini telah selesai dan mulai dihuni. Sementara satu tower lainnya diperuntukan bagi mahasiswa sebanyak 63 unit dengan tipe 24. Progresnya saat ini dalam tahap penyelesaian akhir.

Pembangunan dilakukan Kementerian PUPR melalui Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan Provinsi Jawa Barat, Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan menggunakan biaya APBN total Rp 22,5 Milyar.

Setiap unitnya telah dilengkapi dengan meubelair seperti meja dan kursi makan, kursi tamu, tempat tidur dan lemari pakaian. Untuk memberikan kenyaman bagi para penghuninya, Rusun ini juga telah dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) seperti tempat parkir, saluran air serta listrik dan air bersih.

Pengelola Rusunawa ITB Jatinangor Usup Sukmana mengatakan, rusunawa untuk dosen tersebut kini mulai ditempati oleh beberapa keluarga dosen muda ITB. “Rusunawa ini memiliki dua kamar yakni kamar utama dan kamar anak serta kamar mandi dan dapur yang memadai. Kami berharap Rusunawa ini bisa segera diresmikan oleh Kementerian PUPR,” terangnya.

Salah seorang penghuni Rusunawa dosen yakni Andrie Saeful Nugraha menyatakan, isterinya merupakan dosen di ITB yang mengajar rekayasa pertanian biologi mendapatkan hunian di lantai dua Rusunawa ITB. Menurutnya, bangunan tersebut sudah sangat layak huni dan telah lengkap fasilitasnya.

“Kebetulan isteri saya dosen baru di ITB. Lokasi Rusunawa yang dekat dengan tempat mengajar memudahkan sekali untuk pergi ke tempat kerjanya. Apalagi anak juga sekolah dekat sini,” katanya.

Hal senada disampaikan penghuni Rusunawa ITB lainnya yakni Mochamad Firmansyah yang bekerja sebagai Asisten Akademik di Rekayasa Hayati dt an Rekayasa Pertanian ITB. Dia mengaku sangat nyaman tinggal di Rusunawa tersebut. “Semoga nanti Rusunawa ini bisa cepat dihuni seluruhnya oleh para dosen ITB,” harapnya.

Pada tahun 2015 – 2018, Kementerian PUPR telah membangun Rusun sebanyak 728 tower dengan total 44.893 unit. Pada tahun 2019 ditargetkan pembangunan 137 tower dengan jumlah unit sebanyak 6.873 unit, sehingga total rumah susun yang terbangun pada tahun 2015 – 2019 sejumlah 865 tower atau 51.766 unit. (TIM/PUPR)

Spread the love