BALI, (M-RADARNEWS),- Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Denpasar Ketut Gede Ardana mengunjungi Posko Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Gunung Agung untuk melakukan koordinasi penanganan erupsi.

“Saya melakukan komunikasi dalam memudahkan mengambil sikap dan bergerak bersama dan terkoordinasi dengan baik,” kata Gede Ardana di Denpasar, Selasa (3/7).

Hal itu disampaikan usai mengungsi Posko Pasebaya Gunung Agung, sebelumnnya mengerahkan personilnnya membantu evakuasi warga yang membutuhkan di Besakih, Rendang, Karangasem ketika Gunung Agung kembali alami erupsi dengan tinggi kolom abu sekitar 2000 meter di atas puncak, Senin (2/7) pukul 21.04 Wita.

Menurutnya, warga sudah mulai sadar akan keberadaan Gunung Api Agung yang masih aktif, karena sewaktu-waktu bisa erupsi.

Untuk itu, warga Kawasan Rawan Bencana (KRB) evakuasi mandiri apabila merasa tidak aman akibat peningkatan aktivitas Gunung Agung.

Ia mengatakan, pihaknya selalu siaga selama 24 jam untuk ikut mengerahkan personil dari Pos SAR Karangasem menggunakan 1 unit truk personil.

“Personil di Pos SAR Buleleng juga sudah siap dan akan bergerak ke arah Kubu untuk membantu evakuasi warga dan tim rescue di Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar yang berada di Jimbaran juga siap untuk dikerahkan,” ujarnya.

Ardana juga mengatakan bahwa masyarakat harus sigap namun jangan panik, sehingga tidak terjadi kekacauan arus evakuasi.

“Tetap berhati-hati saat evakuasi mandiri dan mengikuti arahan dari para petugas yang mengatur,” imbuhnya saat dihubungi melalui telepon genggamnya.

Pada kesempatan itu, pihaknya juga memberikan apresiasi terhadap dedikasi Pasebaya Agung yang sudah bekerja sepenuh hati membantu pemerintah memberikan informasi perkembangan Gunung Agung.

Bahkan Pasebaya juga ikut mengarahkan titik yang dijadikan tempat pengungsian.

Sementara itu, Ketua Pasebaya Agung I Gede Pawana menambahkan, dukungan dan kerjasama tersebut dapat mengoptimalkan bantuan warga KRB dari 28 desa.

Oleh karena, Gunung Agung pada Senin (2/7) dari pagi hingga sore hari, Gunung Agung mengalami beberapa kali erupsi kecil dengan tinggi abu vulkanik sekitar 1.000 meter hingga 2.000 meter.

Pada Senin malam tiba- tiba masyarakat sekitar Gunung Agung dikejutkan letusan disertai dengan suara ledakan keras disertai dengan lontaran batu pijar.

PVMBG melaporkan bahwa telah terjadi erupsi Gunung Agung, Bali pada tanggal (2/7) pukul 21:04 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. 

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 7 menit 21 detik. Erupsi terjadi secara Strombolian dengan suara dentuman.

Erupsi bersifat eksplosif melontarkan batu pijar karena ada tekanan dari dalam kawah.

Sifat magma yang lebih cair dibandingkan letusan tahun lalu juga menyebabkan mudahnya terjadi lontaran batu pijar.

Lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 km. Hutan di sekitar puncak kawah Gunung Agung terbakar sehingga api menyala cukup besar du beberapa bagian.

Relawan Pasebaya melaporkan bahwa lontaran lava pijar dari puncak Gunung Agung ke lereng bagian timur hingga timur laut ke daerah Culik dan Dukuh di Kabupaten Karangasem.

Selain itu juga mengarah ke bagian barat dan selatan. Akibatnya hutan di puncak kawah terbakar cukup luas.

Dengan demikian, warga yang mengngsi diharapkan desa penyangga memperhatikan betul sambil menunggu bantuan dari pihat terkait.

Pantauan wartawan di lapangan, desa penyangga secara swadaya memberikan bantuan makanan kepada pengungsi di Dusun Wates Tengah, Desa Duda Timur yang berasal dari Sogra, Desa Sebudi Selat.

“Kepedulian tersebut sebagai bentuk implementasi ‘Tri Hita Karana’, peduli terhadap sesama,” ungkapnya.

Untuk itu, warga dan para relawan tetap tenang dan selalu waspada terhadap aktivitas Gunung Agung karena masih berstatus Siaga (Level III). (TIM)

Spread the love