JATIM, (M-RADARNEWS),- Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol. Frans Barung Mangera mengatakan, ledakan di Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel terjadi pukul 07.30 WIB, di GKI Jalan Diponegoro pukul 07.35 WIB, dan Gereja Pantekosta Jalan Arjuna pukul 08.00 WIB.
Selain korban jiwa, aksi terorisme ini mengakibatkan sejauh ini dilaporkan sudah 13 orang meninggal, dan 14 orang luka luka yang dirawat di berbagai rumah sakit di Surabaya.
“Dari 13 korban yang meninggal, 7 diantaranya dari jemaat gereja dan 6 diduga pelaku bom bunuh diri. Adapun pelaku bom bunuh diri adalah sekeluarga diantaranya suami, istri dan keempat anaknya,” ujar Kombes Pol. Frans Barung.
Terkait pelaku bom bunuh diri yang diduga satu keluarga, Kapolri Tito Kanavian mengungkapkan, pelaku di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya yang menggendarai Mobil Avanza adalah bapaknya, bernama Dita.
Dita melakuakan serangan bom bunuh diri dengan cara menabrakkan mobil yang dikemudikannya ke Gereja Pantekosta.
Namun sebelum melakukan aksinya, Dita terlebih dahulu mengantar isteri dan kedua anak perempuannya di Gereja GKI Jalan Diponegoro. “Isterinya yang diduga meninggal bernama Puji Kuswati. Kemudian anaknya yang perempuan berumur 12 tahun dan Pamela Rizkita (9 tahun),” terangnya.
Di lokasi ledakan ketiga di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, kata Kapolri, pelakuanya adalah dua laki-laki yang juga merupakan putera dari Dita.
“Putera dari pak Dita, yang satu namanya Yusuf Fadil, usianya 18 tahun. Dan Firman, usianya 16 tahun,” jelas Kapolri Tito Karnavian. (Tim)