JAKARTA, (m-radarnews),- Bedah buku adalah kegiatan rutin yang dilakukan Perpustakaan Kementerian PUPR yang menampilkan pembicara dan penulis yang membahas topik tertentu. Bedah buku juga diselenggarakan dalam rangka mempublikasikan keberadaan perpustakaan yang memiliki dokumen-dokumen bermanfaat bagi publik.

Buku yang dibedah kali ini merupakan karya Maman Sulaiman yang berjudul “Bapakku Indonesia”. Maman Suherman yang lebih akrab disapa Kang Maman dikenal dalam program TV Indonesia Lawak Klub (ILK). Pria kelahiran Kota Makasar, 10 November 1965 ini merupakan alumnus FISIP-UI dan pernah menjadi jurnalis hingga Pemimpin Redaksi di Kelompok Kompas Gramedia. Selain bedah buku dilakukan pula lauching buku kinerja keterbukaan informasi publik Kementerian PUPR.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan, acara bedah buku ini sangat diperlukan saat ini, tidak hanya tentang bukunya sendiri akan tetapi juga narasumbernya seperti Cak Lontong dan Bapak Yayat Supriyatna sebagai Pengamat Perkotaan yang merupakan cendikiawan nasional, ”Karena dapat menterjemahkan hal-hal yang mudah dimengerti dan di pahami oleh masyarakat luas,” kata Menteri Basuki pada bedah buku karya Maman Sulaiman yang berjudul “Bapakku Indonesia”,di Auditorium Kementerian PUPR, Senin (16/4).

Menurutnya, acara bedah buku dan diskusi, ini sangat diperlukan sekarang,” kita akan buat regular discussion diantara anak-anak muda Kementerian PUPR agar tidak sibuk dengan Media Sosial (medsos) akan tetapi berdiskusi dengan konten-konten seperti ini, bukan untuk membangun kritik, akan tetapi untuk dapat merajut persatuan dan kesatuan,”ujar Menteri Basuki.

Menteri Basuki juga menyampaikan, bahwa tahun 2018 ini untuk eselon I hampir keseluruhannya telah memasuki masa pensiun yaitu dari 11 orang eselon I 8 orang yang pensiun, “jadi nanti generasi muda kementerian PUPR inilah yang akan menggantikan,”ungkapnya.

Dikatakannya, diskusi seperti ini juga untuk membentuk lerning organization karena kerja diproyek-proyek juga harus mengasah intelektual,” tidak hanya ahli-ahli dibidang keininyuran akan tetapi juga untuk harus ahli programmer serrta menjadi engineer salon,” jelasnya.

Untuk itu, Menteri Basuki juga berharap ke depan agar Kementerian PUPR juga lebih eksis serta lebih kridibel di mata masyarakat,“Jadi dengan diskusi-diskusi inilah yang perlu dikembangkan di Kementerian PUPR bukan diskusi Medsos,” pinta Menteri basuki.

“Diskusi seperti ini harus kita kembangkan untuk mengasah itelektual, dan anak muda di Kementerian PUPR harus disibukkan dengan diskusi-diskusi yang bermutu,” tambahnya.

Sementera Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja dalam laporannya menyebutkan, dalam rangka mengembangkan minat baca bagi karyawan Kementerian PUPR, saat ini Kementerian PUPR juga telah mengalami moderenisasi dari segi pengelolaan kemudian dikembangkan menjadi digitalisasi.

Disamping, itu koleksi perpustakaan terutama koleksi buku langka dan buku terbitan pada jaman Belanda tempu dulu, kemudian juga terbitan Kementerian PUPR sendiri serta akses jurnal-jurnal melalui kerjasama digital lettering dengan perpustakaan nasional. Perpustakaan Kementerian PUPR juga rutin menggelar ivent-ivent perpustakaan seperti bedah buku tahun lalu dengan ibu Najwa Shihab, forum komunitas gemar membaca, pameran perpustakan, serta dharma wanita persatuan.

Disamping itu pula, Perpustakaan PUPR bukan hanya untuk pegawai PUPR, tapi juga dapat diakses oleh para peneliti, akademisi, dan umum. Saat ini juga sudah dikembangkan dalam bentuk perpustakaan digital yang dapat diakses secara online. (Tim/K.pupr)

Spread the love