BALI, (M-RADARNEWS.COM),- Puluhan ribu generasi millenial dari berbagai komunitas yang ada diseluruh bali mengikuti acara “Millennial Road Safety Festival” di Bali dipusatkan di Lapangan Puputan Niti Mandala, Renon, Denpasar, Minggu (17/2/2019).

Dalam kegiatan acara ini, sebelumnya jajaran Polda Bali sudah melaksanakan sosialisasi melalui media, baik itu dari media cetak, media elekteonik, media online dan media sosial.

Selain itu, Polda Bali juga gencar melaksanakan sosialisasi dengan menyebar brosur, stiker, pemasangan spanduk dan banner ditempat-tempat keramaian, bahkan juga dengan mendatangi sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi tentang tertib berlalulintas.

Acara yang dimulai pukul 15.00 Wita ini dihadiri Kapolda Bali, Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose, Forkopimda Provinsi Bali, Civitas Akademika, Tokoh Masyarakat, Agama dan Adat.

Acara Millennial Road Safety Festival yang mengusung tema “Mewujudkan Millennial Cinta Lalu Lintas Menuju Indonesia Gemilang” dikemas sesuai apa yang diinginkan para generasi millenial. Sebab, sebelum acara ini digelar, Polda Bali sudah melaksanakan sejumlah kegiatan seperti FGD (Forum Group Discussion) untuk mengetahui apa saja harapan, hambatan dan masalah yang dihadapi kaum millenial dalam tertib berlalulintas.

Kegiatan ini dimeriahkan dengan penampilan Tari Bali Gemilang Millennial, Marching Band, Millennial Entrepreneur Expo, Safety Riding & Driving, Deklarasi Pelopor Keselamatan Berlalulintas, Lomba Jegeg Bagus (Duta Lalu Lintas), Penampilan Freestyle sepeda motor dan BMX serta penampilan DJ dan musik band serta pembentangan Bendera Merah Putih raksasa dengan ukuran 100 meter x 50 meter yang dibawa oleh 150 personel Polri.

Bahkan tidak hanya itu saja, kegiatan ini juga menampilkan 34 pakaian adat daerah se-Indonesia, pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah lomba film pendek Millennial Road Safety Festival 2019.

Kenapa pemerintah gencar melaksanakan kegiatan Millennial Road Safety Festival? Untuk diketahui bahwa ada enam hal yang melatarbelakangi kegiatan ini. Pertama, pernyataan dari WHO-PBB bahwa Lakalantas adalah urutan kelima jumlah manusia meninggal dunia. Dimana urutan 1 adalah jantung coroner, kemudian paru, diabetes, TBC dan kelima adalah Lakalantas.

Kedua, menurut Dekade of Action for Road Safety dengan 2011-2020 bahwa ada lima pilar keselamatan jadi acuan pemerintah Indonesia yang dituangkan dalam Inpres No. 4 tahun 2013. Ketiga, amanat UU No. 22 Tahun 2009 Pasal 203 bahwa pemerintah bertanggungjawab atas terjaminnya keselamatan lalu lintas angkutan jalan.

Keempat, program-program road safety juga dicanangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 berdasarkan Perpres No. 2 Tahun 2015. Kelima, gran strategi Polri dan Renstra Polri Tahun 2015-2019 bahwa dalam pelaksanaan reformasi, birokrasi menetapkan 4 program unggulan quick wins yang salah satunya adalah quick response untuk menciptakan Kamseltibcarlantas. Keenam, program kerja Korlantas Polri road safety menuju zero accident sebagai berkelanjutan tahun keselamatan untuk kemanusiaan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah terbangunnya budaya tertib lalu lintas khususnya dikalangan generasi millennial. Kemudian terwujudnya program keselamatan secara terprogram dan berkesinambungan, adanya peningkatan kualitas keselamatan di jalan dan menurunkan tingkat fatalitas korban Lakalantas, membentuk relawan lalu lintas millennial Indonesia serta mempererat hubungan kedekatan antara polisi lalu lintas dengan generasi millennial.

Kemudian puluhan ribu generasi millennial menggelar deklarasi dan mendukung road safety menuju zero accident. Adapun isi dari deklarasi tersebut, antara lain generasi millennial peduli keselamatan berlalulintas, mendukung sepenuhnya Polri dalam mewujudkan Kamseltibcarlantas dan siap menajdi pelopor keselamatan berlalulintas.

Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol. Hengky Widjaja, S.I.K., M.Si. mengatakan gerakan moral generasi millennial merupakan upaya membangun kesadaran, kepekaan, kepedulian dan tanggung jawab akan keselamatan berlalulintas. Lalu lintas yang aman, selamat, tertib dan lancar akan menyelamatkan generasi millennial sebagai aset bangsa.

“Peserta merupakan kaum muda generasi millennial yang tergabung dari beberapa unusur kepemudaan, antara lain organisasi-organisasi kemahasiswaan dan pemuda, komunitas generasi millennial terutama masyarakat korban kecelakaan lalu lintas, klub otomotif, pemerhati lalu lintas dan pemangku kepentingan lainnya yang peduli terhadap keselamatan, pelajar dan mahasiswa,” ujarnya.

Perwira melati tiga di pundak ini menjelaskan bahwa jumlah peserta yang hadir diperkirakan mencapai 40.000 orang dari seluruh Bali. Para peserta juga akan melaksanakan Tari Bali Gemilang yang nantinya akan tercatat di Museum Rekor Muri Indonesia (MURI). Tari Bali Gemilang ini merupakan gagasan dari Kapolda Bali.

Dijelaskannya bahwa Tari Bali Gemilang ini terinspirasi dari Pulau Bali yang dinyatakan sebagai Pulau Toleransi. Melalui tarian ini Kapolda ingin mengajak seluruh masyarakat Bali untuk selalu menjaga keragaman budaya, agama, suku dan ras sesuai dengan konsep Tri Hita Karana yang sudah mendunia.

Dalam acara kegiatan tersebut akhirnya Tari Bali Gemilang yang digagas Kapolda Bali tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI)

Piagam MURI diserahkan oleh Direktur Eksekutif MURI, Osmar Semesta Susilo dan diterima langsung oleh Kapolda Bali dengan disaksikan Gubernur Bali Wayan Koster, Ketua DPRD Provinsi Bali I Nyoman Adi Wiryatama, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, S.I.P., Kajati Bali Dr. Amir Yanto, S.H., M.M., M.H. dan Ketua Bhayangkari Daerah Bali, Ny. Barbara Golose. (Tim/Hum)

Facebook Comments Box