JATIM, (M-RADARNEWS),- Hari Kebangkitan Nasional ke – 110 diperingati oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan menggelar Upacara Peringantan Hari Kebangkitan Nasional di Halaman Taman Surya, Senin (21/5). Bertindak sebagai Inspektur Upacara Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, mempimpin langsung jalannya upacara tersebut.
Dalam Sambutan Menteri Kemunikasi dan Informatika RI, Rudiantara yang dibacakan oleh Walikota Risma, dengan membawa tema “Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia dalam Era Digital” maka Hari Kebangkitan Nasional harus dimaknai dengan upaya-upaya penyadaran setiap masyarakat Indonesia, untuk mengembangkan diri dan merebut setiap peluang untuk meningkatkan kapasitas diri.
Di era perkembangan teknologi digital di berbagai bidang membuka jendela peluang dan ancaman yang sama. Ia akan menjadi ancaman jika hanya pasif menjadi pengguna dan pasar, namun akan menjadi berkah jika kita mampu menaklukkannya menjadi pemain yang menentukan lansekap ekonomi berbasis digital dunia.
kita mencatat bahwa tak sedikit anak muda kreatif yang mampu menaklukkan gelombang digitalisasi dengan cara mencari berkah di dalamnya. Internet, media sosial, situs web, layanan multimedia aplikasi ponsel, mereka jadikan ladang baru buat berkarya, dan pasar yang menjanjikan bagi kreativitas. Banyak kreator konten dan pengembang aplikasi Indonesia yang mendunia, mendapatkan apresiasi baik material maupun non-material.
Oleh sebab itu, mari bersama-sama kita jauhkan dunia digital dari anasir-anasir pemecah-belah dan konten-konten negatif, agar anak-anak kita bebas berkreasi, bersilaturahmi, berekspresi, dan mendapatkan manfaat darinya.
Kita harus menjaga persatuan dalam memecahkan masalah, harus berbagi beban yang sama, merapatkan barisan, jangan sampai terpecah-belah. Demikian juga, dalam konteks menghadapi digitalisasi ini, kita semua harus dalam irama yang serempak dalam memecahkan masalah dan menghadapi para pencari masalah.
Peringatan Harkitnas ini juga menjadi salah satu momen kebangkitan Surabaya pasca serangan bom beberapa waktu yang lalu bahwa Kota Pahlawan tidak larut dalam duka dan amarah. Justru, bencana kemanusiaan ini menjadi sesuatu hal yang semakin menguatkan rasa persatuan dan kesatuan antar sesama dan umat beragama.
Dalam kesempatan tersebut, Walikota Risma berpesan kepada para pelajar SMP untuk dapat menyadarkan dan menasehati teman-temannya yang sudah terjerumus dengan hal-hal negatif saat mengakses media sosial. “Pegang erat tali persahabatan kalian. Ingat, sejarah kita bukan sekedar pemberian tetapi dengan perjuangan. Harus bisa pertahankan itu semua,” pungkasnya.
Untuk penanggulangan selanjutnya pasca bom, Walikota Risma terus melakukan koordinasi dengan jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) dan melakukan action langsung di lapangan seperti menerjunkan tim psikolog yang saat ini sedang memantau anak-anak sekolah SD/SMP yang baru pertama masuk sekolah khususnya mengecek kondisi anak-anak yang mengalami trauma dan terdampak pasca bom.
“Nanti sore ada evaluasi lalu kita bentuk tim dengan menggandeng seluruh lapisan masyarakat karena ini ancaman bersama bukan tanggung jawab kepolisian saja tapi semua masyarakat,” tuturnya.
Sebagai wujud penghormatan, Walikota Risma, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Danrem beserta jajaran memberikan sekaligus menyerahkan bantuan sosial dan piagam kepada para korban meninggal maupun yang saat ini masih dalam proses perawatan di rumah sakit, anggota kepolsian Polrestabes, pihak rumah sakit, universitas dan tim psikolog atas keberanian, pengorbanan dan dedikasi dalam mengamankan tempat ibadah serta menjaga ketertiban Kota Surabaya.
“Jadi, 41 penghargaan ini kami berikan kepada mereka yang nyata-nyata berjuang sehingga terjadi pencegahan,” kata Walikota sarat akan prestasi tersebut.
Istri dari Almarhum Aloysius Bayu Rendra, Monic Dewi Andini yang menerima penghargaan menyampaikan, tragedi ini menjadi spirit baru bagi dirinya dan keluarga yang ditinggalkan dan terus berjuang untuk meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh dirinya (Alm. Bayu). “Bersatu kembali dan tidak perlu lama bersedih. Mari bersama-sama bangkit untuk memajukan Kota Surabaya dan Indonesia,” tandasnya.
Ditanya apakah dirinya sudah memaafkan pelaku bom bunuh diri, Monic secara tegas mengatakan, sejak awal keluarga sudah memaafkan pelaku teroris dan tidak ada terbesit sedikitpun untuk marah ataupun dendam. “Kami sudah bisa menerima keadaan tersebut dan berdoa kepada pelaku dan seluruh korban supaya mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan,” pesannya. (Tim/Hm)