M-RADARNEWS.COM, JATIM – Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus melakukan upaya optimalisasi investasi untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut tergambar saat “High Level Meeting (HLM) TPID dan Forum Investasi se-Jawa Timur Tahun 2024” yang diselenggarakan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada Kamis (17/10/2024).
Pj. Sekdaprov Jatim, Bobby Soemiarsono menyampaikan sejumlah capaian penting terkait realisasi investasi Jawa Timur hingga Triwulan III Tahun 2024. Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi Jawa Timur pada Triwulan III Tahun 2024 mencapai Rp39,69 triliun. Dari angka tersebut, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp13,88 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp25,81 triliun.
Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 2 persen secara tahunan (year on year) dan 11,6 persen secara triwulanan (Q to Q). Total capaian kumulatif Januari hingga September 2024 mencapai Rp111,4 triliun, yang berarti telah mencapai 74,9 persen dari target BKPM sebesar Rp148,8 triliun dan 96,9 persen dari target Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur sebesar Rp115 triliun.
“Dengan capaian ini, Jawa Timur hanya memerlukan tambahan 3,1 persen untuk mencapai target RKPD tahun 2024. Kami optimis target ini akan tercapai,” ungkap Bobby Soemiarsono.
Dalam upaya meningkatkan investasi, Pemprov Jatim terus melakukan berbagai langkah strategis seperti promosi investasi dalam dan luar negeri melalui forum bisnis dan pameran, penyediaan kemudahan perizinan melalui Jatim Online Single Submission (JOSS), serta pengembangan Aplikasi Point Jatim untuk memberikan informasi peluang investasi secara digital. Selain itu, Pemprov juga menyusun proyek-proyek investasi siap tawar atau Investment Project Ready to Offer (IPRO) melalui kajian pra-studi kelayakan (pra-FS).
“Saat ini, Jawa Timur telah memiliki 37 IPRO yang merupakan hasil dari berbagai kajian, termasuk dari Pemprov, kabupaten/kota, dan sektor swasta. Kami mendorong setiap daerah untuk terus menyusun proyek investasi IPRO guna mempercepat realisasi investasi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Bobby menyoroti pentingnya sektor industri dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Saat ini, Jawa Timur memiliki 13 Kawasan Industri (KI), jumlah yang masih jauh di bawah Jawa Barat yang memiliki 52 KI. Untuk itu, Pemprov Jatim mendorong optimalisasi Kawasan Peruntukan Industri (KPI) di berbagai daerah untuk didorong menjadi Kawasan Industri atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Salah satu daerah yang tengah berupaya mengembangkan KPI menjadi KI adalah Kabupaten Ngawi dengan dukungan PT SIER sebagai pengembang dan pengelola. Upaya serupa juga dilakukan di Kabupaten Jombang dengan pengembangan Kawasan Industri Ploso.
Bobby menegaskan, percepatan investasi juga dapat didorong melalui sektor lainnya, seperti budidaya sapi potong yang sedang dioptimalkan di Kabupaten Jombang. “Alhamdulillah, proyek IPRO Budidaya Sapi Potong di Jombang meraih penghargaan IPRO terbaik dari Kementerian Investasi/BKPM. Proyek lain yang juga mendapatkan penghargaan adalah IPRO Unit Pengolahan Ikan di Kabupaten Gresik dan IPRO Pengolahan Udang terintegrasi di Kabupaten Pasuruan,” ujarnya.
Bobby meminta dukungan penuh dari seluruh kepala daerah kabupaten/kota untuk mengisi form pernyataan komitmen terkait Rencana IPRO Tahun 2025 dan Optimalisasi KPI menuju KI dan/atau KEK sebagai langkah awal percepatan investasi dan pertumbuhan ekonomi di daerah.
“Melalui sinergi dan koordinasi yang kuat, kami yakin Jawa Timur mampu terus meningkatkan daya saing investasi untuk kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (red/jnr/kmf)