BALI, (M-RADARNEWS),- Menyambut Even IMF dan World Bank Forum Oktober mendatang, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengharapkan pers bisa menyajikan berita yang objektif tentang situasi Bali. Karena menurutnya pers berperanan untuk membuat opini, dan opini tersebut bisa diinterpretasi bermacam-macam.

Hal itu disampaikannya saat menjadi keynote speaker dalam forum diskusi bersama para wartawan di Gedung PWI, Denpasar, Rabu (25/7). Dalam acara yang bertajuk “Optimalisasi Peran Strategis Media dan Dukungan Masyarakat Guna Mensukseskan Pertemuan Annual Meeting International Monetary Group”, Gubernur Pastika menekankan tentang pentingnya kebebasan pers, namun kebebasan ini menurutnya harus masih dalam norma dan tidak kebablasan.

“Setiap kebebasan itu ada tanggung jawabnya. Contohnya seperti pemberitaan Gunung Agung, memang benar gunung itu meletus tapi tidak usah dibesar-besarkan seolah-olah seluruh Bali bakalan kena, apalagi membandingkan dengan tahun 1963. Katakan saja sebenarnya gunungnya meletus namun kondisi Bali masih aman, jika IMF-World Bank ga jadi dilaksanakan di sini, makin runyam urusnannya,” jelasnya.

Selain itu, Ia juga mengatakan jika even internasional itu adalah ajang bergengsi yang akan menghadirkan sekitar 30 kepala negara atau VVIP serta sekitar 15 ribu tamu VIP yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Central serta CEO Financial Institution dari seluruh dunia, hingga 4 ribu wartawan. Sehingga Bali akan menjadi sangat sibuk dan dari sekarang sudah menjadi sorotan.

Maka dari itu, Pastika mengajak semua pihak terutama media baik cetak, elektronik maupun online untuk menjaga kondusifitas Bali. “Kita pernah menjadi tuan rumah even besar yaitu APEC Summit di tahun 2013, namun jumlah pesertanya lebih sedikit yaitu sekitar 8 ribu orang serta beberapa kepala negara. Berkaca dari pengalaman lima tahun lalu, saya yakin kita akan berhasil menggelar perhelatan ini,” imbuhnya.

Pastika juga menambahkan, tentu saja ada benefit yang akan kita terima melalui perhelatan ini. “Ekonomi akan berputar, tingkat hunia akan naik signifikan karena diperkirakan sekitar 50 ribu orang akan berpartisipasi dalam even tersebut. Tugas kita hanya menjaga, dan tentu saja jangan timbulkan kepanikan,” jelasnya.

Di samping itu, Ia juga menyatakan jika Pemerintah Pusat maupun Daerah sudah melakukan berbagai macam persiapan, baik dari segi infrastruktur, penataan TPA hingga yang lainnya. “Saya berharap semua bisa berjalan dengan lancar,” tandasnya.

Sementara itu dari segi pengamanan seperti yang dijelaskan oleh Kolonel AM Suryadi dari pihak TNI dan AKBP Syamsudin pihak Kepolisian menyatakan kesiapannya. Mereka menjelaskan jika persiapan pengamanan sudah dilakukan dari setahun yang lalu. Kolonel Suryadi menyatakan pengamanan di segala lini sudah disiapkan seperti tempat acara, tempat VVIP menginap, venue-venue yang dikunjungi serta pengamanan antisipasi jika Gunung Agung meletus.

Sementara AKBP Syamsudin menjelaskan jika dari segi pengamanan pihaknya telah menyiapkan sekitar 249 unit roda empat, 354 unit roda dua serta kurang lebih sekitar 6212 personel pengawal. Pihaknya juga sudah kerja sama dengan berbagai pihak, terutama dengan tokoh masyarakat. Karena menurutnya kerjasama semua pihak bisa menyukseskan acara tersebut.

Perwakilan PHDI dan PHRI menghimbau semua pihak agar jangan menjadikan even akbar ini sebagai kesempatan untuk mencari panggung untuk kepentingan pihak tertentu. Pihaknya hanya mengajak para komite untuk ikut menjaga tempat suci di Bali terutama pura-pura yang dijadikan venue. Dari segi pariwisata, acara ini tentu bisa menjadi ajang promosi bagi pariwisata Bali. Semoga pariwisata yang dibangun dari dulu bisa bmenjadi lebih baik melalui ajang ini.

Sementara dari pihak media menyatakan kesanggupannya untuk menyajikan pemberitaan yang objektif dan siap menjaga kondusivitas Bali. Acara tersebut diakhiri dengan penandatangan kesepakatan untuk ikut menyukseskan ajang IMF dan World Bank Forum. (Tim)

Spread the love