JATIM, (M.RADARNEWS.COM),- Sebagai upaya serius untuk menekan angka kematian ibu hamil, Pemerintah Kabupaten Jember mengumpulkan para ibu hamil atau Bumil dalam sebuah acara Kongres Ibu Hamil. Harapan terbesar, tahun 2019 nol angka kematian ibu dan bayi.

Kongres pertama digelar di Ponpes Darul Hikmah Al Ghozali Sumbersari, Sabtu, 22 Desember 2018, dengan mengundang 5.000 ibu hamil di bawah lima bulan sebagai peserta. Beberapa kongres lagi akan digelar beberapa hari kedepan.

“Kongres ibu hamil ini sejatinya adalah upaya bersama untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Jember,” kata Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR. dalam pidato pengarahannya, Sabtu (22/12/2018).

Dalam kongres ini Pemkab Jember membagikan asuransi kesehatan secara gratis dengan biaya dari pemerintah daerah. Selain itu juga disosialisasikan hak-hak ibu hamil serta bagaimana mengakses pelayanan agar ibu hamil.

“Tahu siapa yang mendampingi, siapa bidannya, siapa dokternya dan bagaimana cara mengakses untuk antar jemput ambulans gratis. Karena sejatinya, keselamatan ibu hamil menjadi tanggung jawab kita semuanya,” tutur bupati.

Bupati Faida mengungkapkan harapannya, angka kematian ibu hamil dapat turun secara drastis di tahun 2019. “Bahkan kita inginkan kelak kita akan mendapatkan kematian nol untuk ibu hamil dan melahirkan,” harapnya.

Kecepatan pertolongan gawat darurat, lanjutnya, menjadi fokus perhatian dengan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana kegawatdaruratan atau emergency untuk ibu hamil dan melahirkan di Kabupaten Jember.

Percepatan pertolongan itu diantaranya dengan menyediakan mobil ambulans untuk setiap desa/ kelurahan sebanyak 248 untuk antar jemput ibu hamil secara gratis. “Supaya mereka mendapat pertolongan yang cepat, karena golden periode pertolongan emergency tidak bisa diganti dengan uang,” unkapnya.

Selain itu, pemerintah menyediakan pendampingan dan menyediakan layanan gratis untuk ibu hamil dan melahirkan. Pemerintah berharap mereka dapat selamat dalam proses perjuangan untuk melahirkan generasi terbaik.

Pemerintah juga memberikan makanan tambahan untuk seluruh ibu hamil dan memberikan asupan gizi yang cukup serta pemberian tablet tambah darah untuk ibu-ibu hamil.

Bupati menjelaskan, penyebab paling banyak ibu hamil dan melahirkan meninggal dunia ialah darah tinggi atau keracunan masa kehamilan dan perdarahan. Oleh karena itu, Pemkab bekerjasama dengan PMI. “PMI juga menyediakan motor roda dua untuk transportasi bank darah, untuk mempercepat bantuan darah untuk ibu hamil yang pendarahan,” terangnya.

Kondisi ibu hamil di Kabupaten Jember yang masuk kategori beresiko tinggi, sepanjang tahun, jumlahnya sekitar 10 ribu, dari jumlah keseluruhan ibu hamil mencapai 40 ribu.

Pada bulan ini ada 12.500 ibu hamil. Seperempatnya adalah ibu hamil resiko tinggi yang perlu perhatian khusus. “Yang kita beri gelang merah sebagai penanda bahwa ibu hamil resiko tinggi dan di buku KIA yang dibagikan gratis di beri stiker khusus bahwa ini adalah ibu hamil resiko tinggi,” jelas bupati.

Lebih jauh bupati menyatakan, ibu hamil beresiko tinggi ini mempunyai pendamping khusus. Pendamping ini bisa antar jemput selama kontrol minimal 14 kali selama masa kehamilan. “Antar -jemput gratis, dan juga disiapkan rumah tunggu persalinan di tujuh titik buat ibu-ibu hamil resiko tinggi dengan pendampingnya untuk tiga hari sebelum masa persalinan,” Bupati Faida. (Tim/Pkj)

Facebook Comments Box