BALI, (M-RADARNEWS.COM),- Penggalangan anggaran pembuatan Bale Kulkul di Br. Legian Kelod dan melakukan Harmonisasi Wajah Bale Banjar Legian Kelod yang kembali digelar di Ballroom Hotel Pullman dalam acara Gathering Prajuru Banjar Legian bersama pelaku usaha ini sudah yang ke-5 kali diadakan.

Ketua Panitia Wayan Puspanegara mengatakan, ada rencana program pembangunan di Lingkungan Br. Legian Kelod, salah satunya lagi membangun Bale Kulkul dan melakukan harmonisasi Wajah Bale Banjar Legian Kelod. Kondisi ini dilakukan karena kita ada didaerah pariwisata, tentu kita ingin membangun dan bangunan kita bisa menjadi icon atau bisa menjadi perkuatan dari estetika kawasan.

Oleh karena itu, bangunan kita memang memerlukan anggaran yang cukup besar. Jadi untuk membangun Bale Kulkul dan perwajahan Bale Banjar kita anggarkan sekitar Rp1,5 miliar dan dari bantuan dana hibah yang kita terima dari pemerintah daerah sekitar Rp750 juta, sisanya dari swadaya murni masyarakat dan kegiatan gotong royong dalam bentuk Gathering yang dilaksanakan dengan para pelaku usaha.

“Dalam acara Gathering ke-5 (malam ini-red) mendapat tambahan sumbangan Rp25 juta, jadi sampai sekarang sudah mampu mengumpulkan dana mencapai sekitar Rp425 juta. Jadi masih ada kekurangan, serta bagi pelaku usaha yang ikut memberikan bantuan atau donatur akan mendapatkan sebuah batu yang akan ditanam bersamaan dengan pembangunan Bale Kulkul,” ungkap Puspanegara saat diwawancarai oleh beberapa awak media. Selasa, (30/10/2018) kemarin.

Lanjut Puspanegara, acara Gathering ini akan terus berjalan dan akan ada acara Gathering ke 6 dan 7, karena kita optimis kegiatan ini jauh lebih bisa memberikan atmosfer yang baik antara pelaku usaha dengan lingkungan. Karena selain mereka bisa berkomunikasi dengan lingkungan, para pelaku usaha bisa sharing tentang kondisi usahanya termasuk problem atau permasalahan yang dihadapi terhadap lingkungan.

“Ini yang menjadi kekuatan kita, ketika komunikasi dibangun yang artinya di satu sisi pelaku usaha akan merasa terayomi. Disisi lain, lingkungan juga akan merasa disupport oleh pelaku usaha. Inilah yang disebut dengan nama sinergitas dua arah antara pelaku usaha dan lingkungan, karena justru dengan begitulah proses pembangunan, kenyamanan dan stabilitas daerah akan bisa tetap tumbuh,” pungkasnya.

Puspanegara menambahkan, dengan diadakan Gathering ini ternyata selain kita mampu mendapatkan bantuan donasi, karena tujuan utama dalam kegiatan Gathering ini lebih kepada upaya untuk membangun komunikasi dan sinergitas dengan para pelaku usaha. Tetapi ada efek yang ditimbulkan dan ini merupakan energi yang bagus.

Maka dari itu, kegiatan Gathering ini tidak akan berhenti meskipun pembangunan sudah berhenti. Tapi kegiatan Gathering ini akan terus dilakukan dalam upaya untuk menciptakan harmonisasi antara para pelaku usaha dengan lingkungan,” tandasnya. (Yd)

Facebook Comments Box