BALI, (M-RADARNEWS.COM),- Dalam rangka mengembalikan citra pariwisata Bali, khususnya untuk wisatawan mancanegara dari Tiongkok dan dalam rangka menyambut serta memeriahkan “Chinese New Year”, Tahun Baru Imlek 2570 di tahun 2019. Pemerintah Prov. Bali beserta seluruh komponen dan stakeholder pariwisata Bali menggelar “Balingkang Kintamani Festival 2019”.

Kegiatan “Balingkang Kintamani Festival 2019” dalam kemasan parade budaya yang akan dilaksanakan pada, Rabu, 6 Februari 2019 bertempat di Pura Ulun Danu Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli. Salah satu kegiatan pendukung dalam acara ini seperti, seminar dengan tema “Meningkatkan dan Mempererat Hubungan Budaya Masyarakat Bali dengan China”.

Berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan oleh UNWTO, tahun 2018 jumlah wisatawan internasional mencapai 1.4 milliar. Angka ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang mencatat 1322 milliar wisatawan yang melakukan perjalanan internasional. Turis asal Tiongkok masih mendominasi dengan kontribusi jumlah Wisatawan sebanyak 131 juta wisatawan di tahun 2017 secara global.

Sedangkan Pemerintah Provinsi Bali menargetkan kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali pada tahun 2019 sebanyak 1,5 juta 1,6 juta. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali pada November 2018, kunjungan wisatawan Tiongkok turun 37,51%, menduduki posisi kedua, yang sebelumnya selalu peringkat satu kunjungan tertinggi ke Bali. Terlebih terjadinya praktik toko dan jual beli kepala yang sempat membuat turun jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok di Bali.

Gubernur Bali Wayan Koster dalam sambutannya yang diwakili Kadis Pariwisata Prov. Bali AA. Gede Yuniartha Putra menyampaikan, bahwa saya menyambut baik diselenggarakannya Seminar Balingkang Kintamani Festival 2019 ini. Sesungguhnya hubungan masyarakat Bali dengan China sudah terjalin erat sejak puluhan abad yang silam.

“Banyak peziarah dan pedagang dari China yang datang ke Bali dalam masa lampau, serta ada banyak jejak peninggalan dan pengaruh kebudayaan China dalam masyarakat Bali, salah satu diantaranya adalah penggunaan uang kepeng yang di Bali disebut dengan pis bolong. Selain itu dalam seni ukir Bali yang dikenal adanya patra China, dalam upacara kematian digunakan untuk lampu lampion atau damar wurung,” kata Gubernur Bali dalam sambutannya yang dibacakan Kadispar Bali.

Kedepannya, Gubernur Bali meminta agar hubungan akulturasi budaya yang sudah terjalin selama ini tetap terjalin dengan baik dan bisa terus ditingkatkan dimasa yang akan datang maupun dimasa kini. “Saya berharap, dengan adanya seminar ini dapat memberikan konstribusi pengetahuan dan pemahaman kita tentang eratnya hubungan masyarakat Bali dengan China,” ujar Wayan Koster dinaskah pidatonya.

Ketua Bali Tourism Board (BTB) IB Agung Partha Adnyana mengatakan, di dunia kisah romance tidak pernah habis. Romeo and Juliet contohnya. Semua orang tahu sampai ke kampung pun mengetahui kisah itu. Di Bali juga ada kisah romance yaitu Jaya Pangus dan Kang Cing Wie dan 18 Sri Danu. Cinta segitiga itu telah menorehkan kisah cinta yang romantis.

“Kita harus kemas agar orang antusias menonton. Sementara Kintamani sudah dari dulu terkenal, sejak 100 tahunan lebih. Maka dari itu ia ingin memperkenalkan daerah itu sebagai daerah teromantis di dunia dengan festival ini,” ungkap Agung Partha dalam press conference di Hotel Griya Santrian Beach Resort & Spa, Jalan Danau Tamblingan, Sanur, Denpasar, Rabu (30/1/2019).

Dilaksanakannya Balingkang Kintamani Festival 2019, Agung Partha berharap bisa menjadi langkah awal revitalisasi pasar wisatawan Tiongkok di Bali yang sebelumnya sempat mengalami penurunan. Karakteristik wisatawan asal Tiongkok yang banyak mengandalkan rekomendasi dari keluarga dan kerabat serta ulasan sosial media saat memilih sebuah destinasi untuk berlibur, diperlukan strategi publikasi yang tepat.

Ditempat yang sama, Kadispar Prov. Bali, Gede Yuniartha mengatakan, bahwa kegiatan seminar ini sebagai test case dan acara yang diadakan sangat mendadak. Tapi dukungan dari industri sangat tinggi, jadi kami meyakini semua akan berjalan dengan baik.

“Bali dan Tiongkok memiliki kaitan sejarah kuat sejak ratusan tahun lalu. Jejak kerajaan Balingkang di wilayah Kintamani menjadi bukti jalinan ikatan antara Bali dan Tiongkok. Di era sekarang ketika wisatawan asal Tiongkok selalu menempati posisi terbanyak dari turis yang datang ke Bali,” ungkapnya. (Yd)

Facebook Comments Box